Mikrobiologi lingkungan

Mikrobiologi lingkungan adalah mikroorganisme yang terdapat dimana-mana disekitar kita. Studi tentang mikroorganisme di lingkungan alamiahnya disebut juga ekologi mikrobe. Penghuni suatu lingkungan tertentu dipandang sebagai bagian suatu sistem ekologi atau ekosistem. Ekosistem yang paling besar adalah planet Bumi atau disebut biosfer.[1]

Mikroba pada lensa mikroskop

Beberapa ciri ekosistem mikrobe

sunting

Ekosistem mikrobe berfungsi dalam berbagai macam lingkungan. Contohnya, suatu ekosistem mencakup suatu kolam atau danau. Yang lain dapat berupa komunitas mikrobe tanah didaerah sistem perakaran suatu tumbuhan. Walaupun demikian,terdapat beberapa ciri yang dipunya bersama oleh semua ekosistem.[2]

Keanekaragaman spesies mikrobe

sunting

Mikroorganisme dalam lingkungan jarang terdapat biakan murni. Pada spesimen tanah ataupun air, bermacam-macam spesies cendawan, protozoa, algae, bakteri, dan virus mungkin ditemukan terkandung di dalamnya. Sehingga konsep kultur murni yang diterapkan dahulu perlu dinilai kembali dalam penelaahan ekosistem mikrobe. Dalam proses biakan murni, menghimpun sifat-sifat biokimiawi setiap spesies lewat transformasi kimiawi yang dihasilkan oleh kumpulan mikroorganisme akan tidak efektif karena sifat tiap bagian tidak selalu sama dengan keseluruhannya. Hal ini dikarenakan kemungkinan interaksi yang dapat terjadi di antara spesies, sehingga hasil akhir tiap individu akan berbeda dengan satu sama lain. Biakan murni yang diterapkan pada segi ekosistem mikrobe menjadi keadaan artifisial (tidak asli/murni).[3]

Faktor-faktor lingkungan memiliki pengaruh selektif, yaitu memilih populasi mikrobe. [4]Setiap spesies mikroorganisme tumbuh subur di lingkungannya selama kondisinya menguntungkan bagi pertumbuhan dan pertahanan dirinya. Jika terjadi perubahan fisik atau kimiawi yang membuat spesies lain tumbuh lebih baik daripada spesies sebelumnya, maka tempatnya akan diserahkan kepada yang beradaptasi lebih baik di lingkungan tersebut.

 
Ular berkepala dua. Ikon di sampingnya menunjukkan heliks DNA, tetapi salah satu ikatan kimianya putus.

Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan keadaan lingkungan dibutuhkan untuk suatu spesies tumbuh dan bertahan hidup, hal ini biasanya dilakukan dalam bentuk adaptasi dan mutasi. Plastisitas fenotipik adalah kemampuan suatu organisme untuk berubah sebagai respons terhadap rangsangan atau masukan dari lingkungan. Sinonimnya adalah respons fenotipik, fleksibilitas, dan sensitivitas kondisi.[5] Adaptasi fenotipik merupakan respons mikroorganisme terhadap perubahan yang sifatnya sementara. Perubahan genotipik akan menyebabkan mutasi. Mutan adalah organisme tempat terjadinya mutasi yang sudah berubah secara permanen.[6]Mutan akan berkembangbiak jika mampu hidup dengan baik, atau mereka akan musnah jika tidak.

Mikroorganisme yang menghuni suatu ekosistem menunjukkan berbagai macam tipe asosiasi dan interaksi. Istilah umum yang menggambarkan hubungan antar dua atau lebih organisme dikenal sebagai simbiosis. Tipe-tipe simbiosis dapat berupa:

 
skema simbiosis

- Netralisme (Anggota-anggota asosiasi tidak berpengaruh atas satu sama lain)

- Mutualisme (Kedua anggota asosiasi mendapat keuntungan)

- Komensalisme (Salah satu anggota asosiasi mendapat keuntungan, lainnya tidak berpengaruh)

- Antagonisme, kompetisi, atau parasitisme (Salah satu anggota asosiasi dihambat atau dimusnahkan, lainnya mendapat keuntungan )

Referensi

sunting
  1. ^ Faaizah, Noor. "Biosfer: Pengertian, Komponen, dan Contohnya". detikedu. Diakses tanggal 2025-02-25. 
  2. ^ Susi, Mia, Nabila, Susilawati, Audia, Rachel Agustin (2023). "Peranan mikrobiologi dalam pengelolaan Lingkungan (Studi tentang mikro organisme di lingkungan alamiah)". Jurnal Jurnal Sains dan Teknologi: 359–363. 
  3. ^ J. Pelcaar, Michael (2014). Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. hlm. 842–845.ISBN 979-8034-55-4.
  4. ^ "Microbial Ecology - an overview | ScienceDirect Topics". www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 2025-02-25. 
  5. ^ Zahrotunnimah, Zahrotunnimah (2020-05-03). "Keniscayaan Politik Identitas Dari Suatu Bangsa dan Agama". 'ADALAH. 4 (2). doi:10.15408/adalah.v4i2.15529. ISSN 2338-4638. 
  6. ^ "20.1: Mutations and Mutants". Biology LibreTexts (dalam bahasa Inggris). 2017-04-09. Diakses tanggal 2025-02-25.